UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) Telaah Kurikulum IPA-SMP
Kombinasi IPTEK dan Sains di Masa Depan
Dewasa ini kita
mengetahui bahwa pendidikan tentang sains di Indonesia tidak begitu berkembang
seperti di Negara lain dan minat siswa pada sains tidak terlalu signifikan.
Bahkan persaingan di masa depan akan semakin meningkat. Oleh karena itu,
diharapkan agar siswa dapat meningkatkan kreativitasnya dengan diberikan berbagai
macam masalah dari fenomena yang telah terjadi di masyarakat. Agar mereka dapat
berfikir kritis dan berfikir lebih luas untuk mencari tahu solusi yang tepat
untuk mengatasinya serta memotivasi mereka untuk mencari akar dari permasalahan
dari fenomena tersebut. Ini dimaksudkan agar para siswa siap bersaing di era
modern serta memacu rasa ingin tahu mereka lebih jauh terhadap perkembangan
sains. Saya memilih judul “Kombinasi IPTEK dan Sains di Masa Depan” karena saya
berfikir bahwa kombinasi antara IPTEK dengan sains sangat penting, karena
semakin lama IPTEK akan semakin berkembang pesat, ini juga dapat membantu
perkembangan sains khususnya dalam penelitian ilmiah. Dan isu yang saya gunakan
dalam essay ini adalah “Rendahnya Pendidikan Sains di Indonesia”, karena ini
sangat penting juga untuk dibahas, agar Negara kita bisa selangkah lebih maju
dalam pendidikan sains khususnya dalam literasi sains.
Terkait dengan perkembangan sains
yang semakin canggih dan lebih luas. Dalam hal ini diperlukannya penerapan
“Literasi Sains”. Terdapat studi internasional yang digunakan untuk
melihat tingkatan kemampuan literasi sains yaitu OECD (Organization
for Economic Cooperation and Development) dan diadakan setiap tiga tahun
sekali yang dimulai sejak tahun 2000. Studi tersebut dinamakan PISA (Programme
for International Student Assessment). Dan Indonesia telah mengikutiya
beberapa kali. Literasi sains adalah kata Literasi sains (science
literacy, LS) berasal dari dua kata Latin, yaitu literatus,
artinya ditandai dengan huruf, melek huruf, atau berpendidikan, dan scientia
yang artinya memiliki pengetahuan. Literasi sains adalah kemampuan setiap
individu untuk memahami dan mengaplikasikan pengetahuan dalam memecahkan
persoalan yang berkaitan dengan sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari
(OECD, 2014).
Mengapa
literasi sains begitu penting?. Pertama, pemahaman IPA menawarkan pemenuhan personal dan kegembiraan,
keuntungan untuk dibagikan dengan siapa pun. Kedua, negara-negara dihadapkan
pada pertanyaan-pertanyaan dihadapkan dalam kehidupannya yang memerlukan
informasi ilmiah dan cara berpikir ilmiah untuk mengambil keputusan dan kepentingan orang banyak yang
perlu di informasikan seperti, udara, air dan hutan. Pemahaman IPA dan kemampuan dalam IPA
juga akan meningkatankan kapasitas siswa
untuk memegang pekerjaan penting dan produktif
di masa depan. Masyarakat bisnis memerlukan
pekerja pemula yang siap.
Dalam
hal ini kita tahu bahwa sains di Indonesia tidak akan berkembang jika tidak
adanya peningkatan pembelajaran IPA dengan penerapan literasi sains dimana
siswa dihadapkan dengan berbagai masalah tentang sains yang terjadi
sehari-hari. Dengan begitu para siswa tak berfikir monoton atau itu-itu saja
yang diajarkan dari tahun ke tahun, tetapi siswa belajar untuk mengeksplor lewat
IPTEK yang semakin canggih bisa digunakan untuk media pembelajaran sains.
Jika
literasi sains ini dikaitkan dengan Kurikulum SMP 2013, mungkin sangat membantu
karena siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah khususnya dengan menggunakan
konsep-konsep sains, mengenal teknologi yang ada beserta dampaknya di sekitar,
kreatif membuat produk teknologi sederhana dan mampu mengambil keputusan
berdasarkan nilai-nilai yang ada. Jadi, diharapkan pendidikan sains di
Indonesia lebih ditingkatkan dan lebih di fasilitasi lagi, misalnya dalam
masalah penilitian ilmiah agar siswa tidak dibatasi untuk terus mengasah
kreatifitasnya.
Namun, tak
hanya siswa yang harus didik tentang bagaimana mengembangkan sains, peran guru
dalam hal ini tak kalah penting, guru juga harus mengarahkan siswanya bagaimana
dan apa yang harus diselesaikan terkait masalah-masalah atau fenomena tentang sains
yang dapat dijelaskan dengan berbagai pemikiran siswa. Karena bahwasannya setiap
orang perlu memiliki kemampuan untuk berhubungan dalam percakapan dan debat
publik secara cerdas berkenaan dengan isu-isu penting yang melibatkan IPTEK dan
sains modern. Siswa-siswa tidak dapat mencapai performance yang tinggi
tanpa bimbingan guru yang terampil dan profesional, waktu belajar yang cukup,
ruangan gerak, dan sumber belajar di sekelilingnya. Semua ini tidak terlepas
dari dukungan sistem pendidikan IPA. Belajar dengan penekanan pada proses sains
dipandang lebih memberi bekal kemampuan kepada siswa seperti melakukan
pengamatan (observasi), inferensi, bereksperimen, inkuiri merupakan pusat atau
inti pembelajaran IPA. Dengan berinkuiri para siswa mendeskripsikan objek dan
peristiwa, mengajukan pertanyaan, membangun penjelasan, menguji penjelasannya
terhadap pengetahuan ilmiah mutakhir, dan mengomunikasikan gagasannya kepada
yang lain. Mereka mengidentifikasi asumsi-asumsi mereka, menggunakan pemikiran
kritis dan logis, dan mempertimbangankan penjelasan alternatif. Dengan cara ini
para siswa aktif mengembangkan pemahamn IPA mereka dengan mengombinasikan
pengetahuan mereka dengan keterampilan bernalar dan berpikirnya.
Kita
dapat membuat kombinasi atau remix dalam penerapan literasi sains dan IPTEK
sehingga ini dapat dikaitkan dengan Kurikulum SMP sebagaimana yang telah di
tentukan. Disini peran sekolah termasuk guru diharapkan dapat membantu
mewujudkannya, misalnya pada Kurikulum SMP 2013 pada KI.3 yaitu memahami dan
menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata. Disini jelas bahwa dari beberapa materi IPA, siswa
harus memiliki wawasan yang luas, dan memahami kejadian atau fenomena yang
terjadi sehari-hari. Guru bisa menerapkannya dengan cara memberikan percobaan
sederhana atau simulasi bagaimana fenomena itu dapat terjadi atau mengajak
siswa study tour ke tempat yang
berkaitan dengan sains dan teknologi. Karena pada percobaan sederhana otak
siswa dituntut untuk berfikir bagaimana, apa penyebabnya fenomena tersebut
terjadi, apakah murni karena alam atau ulah manusia, dan setelah itu siswa
diberikan kesempatan untuk mempresentasikannya di depan teman-temannya.
Sedangkan pada study tour, disana
siswa dapat melihat berbagai teknologi yang dapat memperlihatkan bagaimana
fenomena tersebut terjadi, apa saja simulasi yang harus dilakukan saat fenomena
tersebut terjadi, setelah itu guru dapat memberikan pengarahan pada siswa bahwa
apa yang telah mereka amati pada saat study
tour dijadikan sebuah laporan perjalanan yang singkat, ini untuk mengetahui
apakah siswa tersebut benar-benar memahami apa yang mereka lihat atau tidak.
Dalam tingkat perorangan, melek sains juga
meningkatkan kesiapan sesorang menghadapi globalisasi dalam berbagai hal.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki tingkat melek sains yang baik mempunyai
kesempatan bekerja yang lebih luas dan dapat merespon kemajuan sains dan
teknologi dengan lebih baik. Dengan demikian ia lebih siap menghadapi tuntutan
dalam masyakarat yang makin didominasi oleh sains dan teknologi, ia lebih siap
untuk megevaluasi dan menjawab berbagai argumen baik yang saintifik maupun yang
pseudosaintifik dalam iklan, dikemukakan oleh politikus, sehingga ia lebih siap
dalam mengambil keputusan penting berkaitan baik dengan kesehatan maupun
keamanannya.
Jadi , mulai dari sekarang harus ada perubahan
pola pendidikan sains di indonesia, yaitu dengan cara menyiapkan para siswa
agar dapat berfikir lebih kritis untuk memahami diri, lingkungan, dan alam, serta mendemonstrasikan
pemahamannya ketika menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sains,
menyiapkan siswa yang melek IPTEK agar dapat mengombinasikannya dengan sains,
dan menyiapkan siswa yang unggul untuk siap kerja di masa depan dengan memiliki
kombinasi kemampuan IPTEK dan sains yang baik.
Jadi menurut saya tentang “Kombinasi IPTEK dan Sains di
Masa Depan” perlu untuk mendapatkan perhatian
khusus dari pemerintah, khususnya meningkatkan lagi kinerja para guru untuk
mendidik para siswa, agar siswa dapat bersaing di masa depan serta memberikan
fasilitas dan ruang yang cukup untuk mengeksplor kemampuan siswa dalam sains. Semoga
essay ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, mohon maaf jika ada kata-kata
yang kurang berkenan. Maju terus pendidikan sains Indonesia!
Komentar
Posting Komentar